Seni Tembikar atau Gerabah

Salam pengetahuan_ Melanjutkan pembahasan kita sebelumnya tentang Seni Rupa Tradisi,Modern, dan Kontemporer Indonesia, bahwa Gerabah ini mulai berperan pada masa manusia mengenal bercocok tanam dan mengalami kemajuan teknik pada masa perundagian. Benda ini umumnya digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan, masak, menyimpan air, dan juga digunakan sebagai bekal kubur.

Pada masa ini, gerabah masih sangat sederhana dalam pembuatannya dan kebanyakan tidak mempunyai pola hias. Kalaupun ada gerabah yang mempunyai pola hias, polanya masih sangat sederhana, seperti pola anyamaan dan gores dengan pola garis-garis sejajar atau pola lingkaran. Gerabaha masa ini ditemukan antara lain di Kendenglembu (Banyuwangi), Klapadua (Bogor), Serpong (Tangerang), Kalumpang dan Minanga (Sulawesi Selatan).

Gerabah dari zaman neolithikum

Gerabah pada masa perundagian mengalami teknik yang lebih maju dan pola hiasannya lebih beragam. Pola geometrik memang masih berlaku, namun variasi-variasi lokal juga mempengaruhi, seperti lingkaran memusat, garis-garis sejajar atau menyilang, jarring atau anyaman, persegi, tumpal, meander, tangga, dan goresan-goresan serupa pancaran sinar. Gerabah jenis ini ditemukan di Buni (Bekasi), Gelimanuk (Bali), kalumpang (Sulsel),  Leuwiliang (Bogor), Melolo (Sumba) dan Anyer Kramatjati (Jakarta)

Comments